Wirausaha | Kurikulum pendidikan formal di Indonesia saat ini lebih condong kepada metode untuk mencetak "pekerja", kenapa saya katakan demikian karena lulusan sekolah atau perguruan tinggi rata-rata hanya memiliki kemampuan dasar yang masih teoritis yang bisa dikatakan tidak siap untuk dunia kerja sesungguhnya, begitupun utnuk lulusan sekolah dengan jurusan khusus keterampilan biasanya diarahkan untuk memiliki ketrampilan yang hanya dibutuhkan dunia kerja.
Masih jarang kita dapatkan metode pendidikan yang ada di negeri ini yang mengarahkan anak didiknya untuk menjadi seorang wirausahawan / wiraswastawan, sangat sedikit sekali yang mengajarkan untuk berniaga, memasarkan produk atau jasa. Hasil dari kurikulum seperti ini bisa kita lihat dengan keinginan para lulusan sekolah / perguruan tinggi yang 90 % untuk bekerja di sebuah perusahaan atau instansi.
Jika ada beberapa yang terjun menjadi wiraswastawan / wirausahawan biasanya itu dikarenakan pergaulannya atau didikan dirumah / lingkungan bukan hasil pendidikan dari sekolah. Sebagian kecil diantaranya bisa sukses karena berawal dari hobi, ada yang meneruskan usaha orangtuanya atau memang karena punya bakat wirausaha yang bagus.
Hak setiap orang untuk menentukan pilihan pekerjaannya baik itu menjadi seorang wirausahawan atau "pegawai" semuanya kembali kepada pilihan masing-masing, tetapi pengetahuan dan ketrampilan berwirausaha seharusnya dimiliki oleh setiap orang sehingga ketika keadaan atau kondisi "kepegawaiannya" sudah tidak berlaku semisal kena PHK atau pensiun maka pada akhirnya dia harus terjun menjadi seorang wirausahawan dalam memenuhi nafkah hidupnya.
Ada baiknya mulai dari sekarang kita bisa mengarahkan generasi penerus kita untuk bisa menjadi generasi penerus yang mandiri dan memiliki jiwa wirausaha yang baik, walaupun nanti mereka menjadi pegawai setidaknya mereka memiliki keterampilan yang bisa mereka gunakan jika harus mandiri.
nah informasi ini bisa menjadi inspirasi untuk berwirausaha, keren sob (Y)
ReplyDelete